Peringati Hari Guru SMAN16 Medan, Kepsek : Guru se-Indonesia Inginkan Pemimpin Sekolah Berpihak Kepada Murid

Kamis Tanggal 25 November 2021 Upacara Peringatan Hari Guru Nasional Tahunm Tahun 2021 dilaksanakan secara offline di lapangan sekolah SMA Negeri 16 Medan dengan petugas upacara adalah siswa siswi dari Ekstrakurikuler Paskibraka,upacara diikuti oleh segenap Bapak/Ibu Guru dan serta Siswa-siswi SMA Negeri 16 Medan dengan penuh khidmat dan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
ada yang special pada upacara kali ini,yaitu Ibunda Hj Fauziah Hasibuan S.Pd.M.Si. berpidato tentang materi” Pendidikan Budaya Riset Dan Teknologi.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

Salam sejahtera bagi kita semua,

lbu dan Bapak guru yang saya hormati dan banggakan,

Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin. Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan  pelajaran.  Guru mau tidak mau mempelajari teknologi  yang belum pemah mereka kenal. Guru mau tidak mau menyederhanakan  kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan. Guru di seluruh Indonesia   menangis   melihat   murid   mereka   semakin   hari   semakin   bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran  Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan  keluarga mereka agar bisa “makan”. Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang terdemotivasi. Tapi temyata ada fenomena yang tidak terkira. Saat saya menginap  di rumah guru honorer di Lombok Tengah,  saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata “putus asa”.

Saat  sampan  dengan  mereka,  saya  mendengarkan   terobosan-terobosan   yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi  yang cocok dan tidak

cocok untuk mereka.   Dengan penuh percaya   diri,  mereka  memuji  dan  mengkritik   kebijakan  dengan  hati  nuram mereka. Di situlah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru  menyalakan  obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan,  dan kami mendengar. Guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan  yang manusiawi. Guru Se-Indonesia menginginkan  akses terhadap teknologi  dan pelatihan  yang  relevan  dan praktis.  Guru  se-Indonesia menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi  kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda. Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin  sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi.

Guru se-Indonesia  ingin kemerdekaan  untuk berinovasi tanpa  dijajah oleh keseragaman. Sejak pertama kali kami cetuskan, sekarang Merdeka Belajar  sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran.  Gerakan  ini makin kuat karena ujian yang kita hadapi bersama. Gerakan ini tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam  setiap  insan  guru  yang  punya  keberanian  untuk  melangkah  ke  depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena  itulah,   saya  tidak  akan  menyerah   untuk  memperjuangkan  Merdeka Belajar, demi kehidupan dan masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan  dan ketangguhannya.  Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda. Salam Merdeka Belajar. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Comments

comments